Posted by Triyono A Hadi on 2011/04/11
Kanker otak terjadi karena adanya pertumbuhan sel otak yang tidak normal. Kanker otak dapat terjadi pada anak-anak dan orang dewasa, namun angka kejadian kanker otak pada keduanya relatif jarang. Tumor otak dapat dikelompokkan menjadi malignan (kanker)
 atau jinak (non kanker). Kanker cenderung lebih agresif dibanding 
tumor, namun keduanya sangat serius dan dapat berakibat fatal. Untuk 
tujuan pengetahuan, artikel ini hanya terkait dengan keganasan tumor 
otak pada dewasa saja.
Ada lebih dari 140 jenis tumor otak yang dapat terbentuk di otak. Tumor otak
 dapat diklasifikasikan menjadi primer dan metastasis, tergantung dimana
 munculnya tumor di tubuh. Tumor otak primer berasal dari otak dan 
jarang terjadi penyebaran keluar otak. Tumor metastasis berasal dari 
bagian tubuh lain dan menyebar ke otak melalui darah atau jaringan 
limfatik. Beberapa jenis kanker yang dapat menyebar ke otak adalah 
kanker payudara, kanker ginjal, melanoma dan kanker kulit.
Penyebab Kanker Otak
Kita tidak mengetahui secara pasti apa penyebab tumor otak,
 namun beberapa penelitian menunjukkan ada beberapa faktor resiko yang 
berperan dalam perkembangannya. Faktor resiko tersebut adalah:
- Riwayat keluarga yang memiliki gangguan genetik seperti neurofibromatosis, tuberous sclerosis, penyakit Von Hippel-Lindau dan sindrom Li-Fraumeni.
 - Sistem pertahanan tubuh dan rentan (berhubungan dengan limfoma sistem saraf pusat dan orang yang terinfeksi AIDS)
 - Ada beberapa penyebab dan faktor resiko yang tidak terbukti dalam penelitian. Telpon selular dan konsumsi aspartam merupakan 2 hal yang sangat kontroversi yang dipercaya oleh beberapa orang dapat menyebabkan kanker otak.
 
Gejala tumor otak sangat tergantung pada
 lokasi dan ukuran tumor. Tingkat keparahan gejala yang muncul tidak 
menggambarkan ukuran tumor yang ada, karena tumor yang ukurannya kecil 
juga bisa mengakibatkan gejala yang berat juga.
Sakit kepala adalah gejala umum dari 
tumor otak, tapi biasanya disertai dengan gejala lain. Sakit kepala pada
 tumor otak memiliki karakteristik sendiri yang membedakannya dengan 
sakit kepala pada umumnya. Berbeda dengan apa yang orang percaya saat 
ini, sakit kepada bukanlah merupakan gejala awal yang dialami, 
sebenarnya merupakan ketegangan atau kelemahan otot yang sering terjadi 
pada gejala awal tumor otak.
Gejala tumor otak lainnya meliputi:- mual dan / atau muntah
 - gangguan pendengaran dan penglihatan
 - masalah dengan memori
 - lambat dalam proses berfikir
 - lemah pada satu sisi tubuh
 - kelelahan atau peningkatan frekuensi tidur
 - Perubahan kepribadian
 
Bagaimana Mendiagnosis Kanker Otak
Jika dokter mencurigai adanya tumor 
otak, salah satu langkah pertama untuk mendapatkan diagnosis yang akurat
 adalah melalui Magnetic Resonance Imaging (MRI). Tes pencitraan 
memberikan gambaran yang luar biasa dari otak dan hal ini sering 
satu-satunya tes yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi kemungkinan 
adanya tumor otak. Dalam beberapa kasus, dapat digunakan CT scan. PET 
scan, yang membantu dokter melihat aktivitas otak, dapat membantu 
mendiagnosa kanker otak primer namun penggunaannya lebih pada kondisi 
metastasis.
Pada akhirnya, biopsy adalah ayng 
digunakan untuk menentukan keganasan dan jenis tumor otak. Jika tumor 
telah terdiagnosa dengan MRI dan jenis kanker tersebut memiliki sifat 
bermetastasis, maka biopsi mungkin tidak diperlukan. Namun, dengan jenis
 kanker yang tidak sering menyebar ke otak, biopsi merupakan alat 
diagnostik yang vital. Tumor otak primer adalah yang paling sering 
memerlukan biopsi.
Biopsi otak dapat dilakukan selama masa 
operasi. Jaringan sampel dapat diperiksa di ruang operasi, yang 
memungkinkan ahli bedah untuk membuat keputusan tentang apakah akan 
melanjutkan dengan pembedahan atau tidak. Evaluasi lebih luas dari 
spesimen tumor juga akan dilakukan oleh ahli patologi. Mungkin 
diperlukan waktu beberapa hari untuk mengetahui hasilnya.
Dalam beberapa kasus, biopsi tertutup, 
juga disebut biopsi stereotactic, dilakukan bila tumor terletak di 
wilayah otak yang sulit dijangkau. Ini adalah jenis biopsy yang paling 
tidak invasif, tetapi tidak memiliki risiko.
Pengobatan Tumor Otak
Tumor otak diterapi oleh sekelompok 
dokter yang professional dalam beberapa hal mereka merupakan sebuah tim 
yang terdiri dari berbagai macam spesialisasi.  Tim ini terdiri dari 
seorang ahli bedah saraf, ahli onkologi medis atau neuro-onkologi, 
onkologi radiasi, dan ahli patologi. Selain para dokter, biasanya 
perawat juga ikut berperan serta dalam tim ini.
Jenis tumor, lokasi, dan kelas akan 
menentukan rencana pengobatan. Perawatan kuratif adalah memungkin pada 
beberapa tumor, sedangkan memperlambat pertumbuhan atau hanya 
menghilangkan gejala-gejala yang parah mungkin juga merupakan tujuan 
pengobatan lainnya. Sayangnya, pada beberapa jenis tumor otak tidak ada 
program pengobatan yang direkomendasikan.
Pendekatan operasi dalam pengobatan 
tumor otak termasuk reseksi tumor (penghapusan lengkap) atau debulking 
(menghapus sebanyak mungkin). Dalam beberapa kasus, pembedahan mungkin 
merupakan satu-satunya metode pengobatan yang diperlukan, tetapi untuk 
kasus yang lain mungkin membutuhkan metode perawatan yang berbeda, 
seperti terapi radiasi. Pada banyak jenis kanker kombinasi antar operasi
 dan radiasi merupakan hal yang umum dilakukan. Ada beberapa jenis 
terapi radiasi digunakan untuk mengobati tumor otak. Sekali lagi, jenis 
tumor, kelas, dan lokasi adalah faktor kunci dalam menentukan jenis 
terapi yang terbaik.
Namun terapi radiasi juga memiliki 
risiko. Hal ini dapat merusak bagian dari otak, menyebabkan penurunan 
kognitif, seperti hilangnya memori dan kesulitan berkonsentrasi. 
Pembengkakan dapat menjadi efek samping, tetapi dapat dikontrol dengan 
kortikosteroid. Nekrosis radiasi juga bisa merupakan efek samping dari 
radiasi. Dalam istilah sederhana, ini adalah pembentukan jaringan otak 
iradiasi yang telah mati dan berkembang menjadi massa. Pembedahan 
mungkin diperlukan untuk mengangkat jaringan yang mati.
Kemoterapi dapat digunakan pada beberapa
 tumor yang diketahui dapat merespon kemoterapi dengan baik, seperti 
limfoma SSP, glioma, atau medullablastomas. Beberapa tumor stadium 
tinggi merespon dengan baik, tetapi tidak semua. Jadi, kemoterapi bisa 
diberikan pada pasien dengan tumor yang peka terhadap kemoterapi.
Terapi obat target seperti Avastin lebih
 tepat daripada beberapa obat kemoterapi dan sering pula efek samping 
yang dihasilkan lebih sedikit. Mekanisme kerja obat Avastin adalah 
dengan memotong pasokan darah ke tumor, mencegah pertumbuhan dan 
menyusutkan massa tumor. Tidak semua orang merespon Avastin, dan hal 
lain yang harus menjadi perhatian juga bahwa biaya pengobatan dengan 
pobat ini cukup mahal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar