Kamis, 05 April 2012

Tumor dan Kanker Otak

Posted by Triyono A Hadi on 2011/04/11
Kanker otak terjadi karena adanya pertumbuhan sel otak yang tidak normal. Kanker otak dapat terjadi pada anak-anak dan orang dewasa, namun angka kejadian kanker otak pada keduanya relatif jarang. Tumor otak dapat dikelompokkan menjadi malignan (kanker) atau jinak (non kanker). Kanker cenderung lebih agresif dibanding tumor, namun keduanya sangat serius dan dapat berakibat fatal. Untuk tujuan pengetahuan, artikel ini hanya terkait dengan keganasan tumor otak pada dewasa saja.
Ada lebih dari 140 jenis tumor otak yang dapat terbentuk di otak. Tumor otak dapat diklasifikasikan menjadi primer dan metastasis, tergantung dimana munculnya tumor di tubuh. Tumor otak primer berasal dari otak dan jarang terjadi penyebaran keluar otak. Tumor metastasis berasal dari bagian tubuh lain dan menyebar ke otak melalui darah atau jaringan limfatik. Beberapa jenis kanker yang dapat menyebar ke otak adalah kanker payudara, kanker ginjal, melanoma dan kanker kulit.
Penyebab Kanker Otak
Kita tidak mengetahui secara pasti apa penyebab tumor otak, namun beberapa penelitian menunjukkan ada beberapa faktor resiko yang berperan dalam perkembangannya. Faktor resiko tersebut adalah:
  • Riwayat keluarga yang memiliki gangguan genetik seperti neurofibromatosis, tuberous sclerosis, penyakit Von Hippel-Lindau dan sindrom Li-Fraumeni.
  • Sistem pertahanan tubuh dan rentan (berhubungan dengan limfoma sistem saraf pusat dan orang yang terinfeksi AIDS)
  • Ada beberapa penyebab dan faktor resiko yang tidak terbukti dalam penelitian. Telpon selular dan konsumsi aspartam merupakan 2 hal yang sangat kontroversi yang dipercaya oleh beberapa orang dapat menyebabkan kanker otak.
Gejala Tumor Otak
Gejala tumor otak sangat tergantung pada lokasi dan ukuran tumor. Tingkat keparahan gejala yang muncul tidak menggambarkan ukuran tumor yang ada, karena tumor yang ukurannya kecil juga bisa mengakibatkan gejala yang berat juga.
Sakit kepala adalah gejala umum dari tumor otak, tapi biasanya disertai dengan gejala lain. Sakit kepala pada tumor otak memiliki karakteristik sendiri yang membedakannya dengan sakit kepala pada umumnya. Berbeda dengan apa yang orang percaya saat ini, sakit kepada bukanlah merupakan gejala awal yang dialami, sebenarnya merupakan ketegangan atau kelemahan otot yang sering terjadi pada gejala awal tumor otak.
Gejala tumor otak lainnya meliputi:
  • mual dan / atau muntah
  • gangguan pendengaran dan penglihatan
  • masalah dengan memori
  • lambat dalam proses berfikir
  • lemah pada satu sisi tubuh
  • kelelahan atau peningkatan frekuensi tidur
  • Perubahan kepribadian

Bagaimana Mendiagnosis Kanker Otak
Jika dokter mencurigai adanya tumor otak, salah satu langkah pertama untuk mendapatkan diagnosis yang akurat adalah melalui Magnetic Resonance Imaging (MRI). Tes pencitraan memberikan gambaran yang luar biasa dari otak dan hal ini sering satu-satunya tes yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya tumor otak. Dalam beberapa kasus, dapat digunakan CT scan. PET scan, yang membantu dokter melihat aktivitas otak, dapat membantu mendiagnosa kanker otak primer namun penggunaannya lebih pada kondisi metastasis.
Pada akhirnya, biopsy adalah ayng digunakan untuk menentukan keganasan dan jenis tumor otak. Jika tumor telah terdiagnosa dengan MRI dan jenis kanker tersebut memiliki sifat bermetastasis, maka biopsi mungkin tidak diperlukan. Namun, dengan jenis kanker yang tidak sering menyebar ke otak, biopsi merupakan alat diagnostik yang vital. Tumor otak primer adalah yang paling sering memerlukan biopsi.
Biopsi otak dapat dilakukan selama masa operasi. Jaringan sampel dapat diperiksa di ruang operasi, yang memungkinkan ahli bedah untuk membuat keputusan tentang apakah akan melanjutkan dengan pembedahan atau tidak. Evaluasi lebih luas dari spesimen tumor juga akan dilakukan oleh ahli patologi. Mungkin diperlukan waktu beberapa hari untuk mengetahui hasilnya.
Dalam beberapa kasus, biopsi tertutup, juga disebut biopsi stereotactic, dilakukan bila tumor terletak di wilayah otak yang sulit dijangkau. Ini adalah jenis biopsy yang paling tidak invasif, tetapi tidak memiliki risiko.
Pengobatan Tumor Otak
Tumor otak diterapi oleh sekelompok dokter yang professional dalam beberapa hal mereka merupakan sebuah tim yang terdiri dari berbagai macam spesialisasi.  Tim ini terdiri dari seorang ahli bedah saraf, ahli onkologi medis atau neuro-onkologi, onkologi radiasi, dan ahli patologi. Selain para dokter, biasanya perawat juga ikut berperan serta dalam tim ini.
Jenis tumor, lokasi, dan kelas akan menentukan rencana pengobatan. Perawatan kuratif adalah memungkin pada beberapa tumor, sedangkan memperlambat pertumbuhan atau hanya menghilangkan gejala-gejala yang parah mungkin juga merupakan tujuan pengobatan lainnya. Sayangnya, pada beberapa jenis tumor otak tidak ada program pengobatan yang direkomendasikan.
Pendekatan operasi dalam pengobatan tumor otak termasuk reseksi tumor (penghapusan lengkap) atau debulking (menghapus sebanyak mungkin). Dalam beberapa kasus, pembedahan mungkin merupakan satu-satunya metode pengobatan yang diperlukan, tetapi untuk kasus yang lain mungkin membutuhkan metode perawatan yang berbeda, seperti terapi radiasi. Pada banyak jenis kanker kombinasi antar operasi dan radiasi merupakan hal yang umum dilakukan. Ada beberapa jenis terapi radiasi digunakan untuk mengobati tumor otak. Sekali lagi, jenis tumor, kelas, dan lokasi adalah faktor kunci dalam menentukan jenis terapi yang terbaik.
Namun terapi radiasi juga memiliki risiko. Hal ini dapat merusak bagian dari otak, menyebabkan penurunan kognitif, seperti hilangnya memori dan kesulitan berkonsentrasi. Pembengkakan dapat menjadi efek samping, tetapi dapat dikontrol dengan kortikosteroid. Nekrosis radiasi juga bisa merupakan efek samping dari radiasi. Dalam istilah sederhana, ini adalah pembentukan jaringan otak iradiasi yang telah mati dan berkembang menjadi massa. Pembedahan mungkin diperlukan untuk mengangkat jaringan yang mati.
Kemoterapi dapat digunakan pada beberapa tumor yang diketahui dapat merespon kemoterapi dengan baik, seperti limfoma SSP, glioma, atau medullablastomas. Beberapa tumor stadium tinggi merespon dengan baik, tetapi tidak semua. Jadi, kemoterapi bisa diberikan pada pasien dengan tumor yang peka terhadap kemoterapi.
Terapi obat target seperti Avastin lebih tepat daripada beberapa obat kemoterapi dan sering pula efek samping yang dihasilkan lebih sedikit. Mekanisme kerja obat Avastin adalah dengan memotong pasokan darah ke tumor, mencegah pertumbuhan dan menyusutkan massa tumor. Tidak semua orang merespon Avastin, dan hal lain yang harus menjadi perhatian juga bahwa biaya pengobatan dengan pobat ini cukup mahal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar